BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pada
zaman seperti sekarang ini, dimana setiap orang dituntut untuk selalu aktif dan
juga produktif. Tidak ada tempat bagi orang yang malas ataupun tidak mau
berusaha. Adanya globalisasi dan modernisasi menuntut kita untuk terus
berkembang mengikuti zaman. Kita sering disibukkan dengan banyak hal, seperti
mahasiswa contohnya yang harus berangkat kuliah, belajar, mengerjakan banyak
tugas, mengikuti kegiatan organisasi, dsb yang membuat mereka hampir tak
memiliki waktu untuk memperhatikan dirinya sendiri terutama dari segi
kesehatan. Kesehatan yang dimaksud bukan hanya secara jasmaniah tapi juga
secara emosi, spiritual, intelektual dan juga sosial. Dan juga kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai perkembangan kepribadian. Itulah yang
melatarbelakangi dibuatnya paper ini selain untuk memenuhi Tugas 1 Kesehatan
Mental tetapi juga untuk menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
kesehatan mental.
- Rumusan Masalah
1.
Konsep kesehatan berdasarkan dimensi
emosi, intelektual, sosial, fisik dan spiritual
2.
Teori perkembangan kepribadian yang
terkenal dari Erikson, Freud dan Allport
- Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami konsep kesehatan
berdasarkan dimensi-dimensinya
2.
Mengetahui dan memahami teori-teori
mengenai perkembangan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
- Konsep
Sehat
Konsep sehat pada masyarakat awam lebih merujuk
kepada keadaan fisik jasmaniah seseorang yaitu sehat atau sakit. Akan tetapi
sesungguhnya konsep sehat tidak hanya
dari segi fisik saja, tedapat dimensi-dimensi lain seperti emosi,
intelektual, sosial dan spiritual. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet,
1994). Sehat sendiri dapat dikatakan sebagai suatu kondisi normal, nyaman dan
bahagia baik secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ), spritual (SQ) dan
sosial. Serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu. Sedangkan sakit
itu sendiri diartikan sebagai keadaan fisik tubuh yang terganggu yang
menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tidak mengenakan.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu
keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai
faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sedangkan menurut White (1977), Sehat
adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. WHO pun mengembangkan
defenisi tentang sehat. Konsep sehat menurut WHO tahun 1974, menyebutkan bahwa
sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan.
Konsep-konsep kesehatan
dikembangkan berdasarkan :
- Dimensi Emosional
Menurut Goleman, emosional merupakan hasil campur
dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Orang yang sehat
secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan
mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan.
- Dimensi Intelektual
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara
terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru. Bagaimana seseorang berfikir, wawasannya, pemahamannya,
alasannya, logika dan pertimbangnnya. Dikatakan sehat secara intelektual
yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat
realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
- Dimensi Fisik
Menurut dimensi fisik, seseorang dikatakan sehat secara
fisiologis (fisik) bila terlihat normal, tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak
kekurangan sesuatu apapun. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
- Dimensi Sosial
Kesehatan sosial terwujud
apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara
baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi,
politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Sehat secara
sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik
dengan sekitarnya mampu untuk bekerja sama. Tingkah laku manusia dalam kelompok
sosial, keluarga, pernihakan, dan sesama lainnya, penerimaan norma sosial dan
pengendalian tingkah laku.
- Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan
menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Sementara
orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi
ketenangan jiwa dengan id mereka. Secara rohani dianggap sehat karena
pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas
kewajaran sehingga bisa berpikir rasional. Spiritual sehat tercermin dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan
sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang
Maha Kuasa.
A.
Perkembangan Kepribadian
- Teori
Perkembangan Kepribadian Menurut Sigmund Freud
Freud dipandang sebagai teoritisi psikologis pertama
yang memfokuskan perhatiannya kepada perkembangan kepribadian. Freud
mengartikan perkembangan kepribadian sebagai cara seseorang belajar tentang
cara-cara baru untuk mereduksi ketegangan dan memperoleh kepuasan. Sumber dari
ketegangan yaitu: perubahan fisik, frustasi, konflik, dan ancaman.
Freud merupakan psikolog pertama yang menekankan aspek-aspek perkembangan kepribadian dan terutama menekankan peranan menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yakni : (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis (2) frustasi-frustasi (3) konflik-konflik (4) ancaman-ancaman.
Freud merupakan psikolog pertama yang menekankan aspek-aspek perkembangan kepribadian dan terutama menekankan peranan menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yakni : (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis (2) frustasi-frustasi (3) konflik-konflik (4) ancaman-ancaman.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa
dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi
psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut
psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda
yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
- Id merupakan bagian paling primitif dalam
kepribadian dan dari sinilah nanti Ego dan Super Ego berkembang. Dorongan
dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
- Ego merupakan bagian “eksekutif”
dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip
kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis, yaitu
dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin
dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Super Ego merupakan gambaran internalisasi
nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang.
Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi
sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego
berorientasi pada kesempurnaan.
Menurut Freud fase-fase perkembangan individu
didorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido insting
kehidupan yang bersifat seksual yang ada sejak manusia lahir. Ada 6 fase yang
membagi perkembangan manusia menurut Freud:
- Fase
oral (0-1 tahun) : Disini
anak mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dengan berorientasi pada mulut.
Kontak sosial lebih bersifat fisik seperti menyusui. Peran sosial biasanya
dipegang oleh ibu. Pada fase ini bayi merasa dipuaskan dengan makan dan
menyusui dan terjadi kelekatan dan hubungan yang emosional antara anak dan
ibu.
- Fase
anal (1–3 tahun) : Pada
fase ini kenikmatan berpusat didaerah anus, seperti saat buang air besar.
Inilah saat untuk mengajarkan disiplin pada anak. Pada fase ini balita
merasa puas dapat melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil.
Fase ini dikenal pula sebagai periode "toilet training". Pada
fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan dengan perilaku balita
yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan waktu dan tempat,
sehingga seringkali orang tua menjadi keras ke anaknya dan membuat anak
tersebut menjadi gagal melewati fase ini.
- Fase
falik (3–5 tahun) : Pusat
kepuasan pada fase ini adalah alat kelamin. Anak mulai tertarik pada
perbedaan anatomis laki-laki dan perempuan, dan biasanya difigurkan oleh
ayah dan ibu. Freud juga mengemukakan pada fase ini tentang masalah
Oedipus dan Electra complex tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya
dan juga ada teori tentang "penis envy" dan ini terjadi pada
anak perempuan dimana anak perempuan ini akan dekat kepada bapaknya.
- Peride
laten (5–12 tahun) : Merupakan
masa tenang dimana anak mulai mengembangkan kemampuan motorik dan
kognitifnya. Anak mulai mencoba menekan rasa takut dan cemas. Anak mulai
mencari figur ideal saat ia dewasa, homoseksual alami mulai bisa terlihat
pada masa ini. Fase ini adalah fase yang terpanjang, berlangsung pada saat
umur 6 tahun sampai usia 12 tahun atau usia pubertas. Pada saat ini
seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas sekolah, teman-teman dan hobinya.
Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang
bersosialisasi dengan lingkungannya.
- Fase
genital ( > 12 tahun ) : Tahap kematangan pada alat reproduksi, pusat kepuasaan berada
di daerah kelamin. Disini libido mulai diarahkan untuk hubungan
heteroseksual. Dan mulai merasakan cinta kepada lawan jenis. Fase ini
berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan
umur 18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan
hubungan percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak
akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan belajar untuk bertanggung jawab
akan dirinya.
- Teori Perkembangan Kepribadian Menurut Erik
Erikson
Erikson mengatakan bahwa perkembangan itu memiliki
prisip epigenetik. Teori Erikson ini mendasarkan teori pada libido. Maka dari
itu teori ini sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Disini yang
dikembangkan adalah konflik yang terjadi di dalam perkembangan seseorang.
Konflik yang timbul ini akan menimbulkan krisis. Apabila krisis yang terjadi tidak dapat terselesaikan,
maka akan mempengaruhi perkembangan individu. Menurut Erikson krisis disini
bukanlah suatu yang buruk, tetapi merupakan titik tolak perkembangan
psikososial Erikson yang dibagi menjadi delapan tahap:
Developmental
Stage
|
Basic
Components
|
Infancy
(0-1 thn)
Early
childhood (1-3 thn)
Preschool
age (4-5 thn)
School
age (6-11 thn)
Adolescence
(12-10 thn)
Young
adulthood ( 21-40 thn)
Adulthood
(41-65 thn)
Senescence
(+65 thn)
|
Trust
vs Mistrust
Autonomy
vs Shame, Doubt
Initiative
vs Guilt
Industry
vs Inferiority
Identity
vs Identity Confusion
Intimacy
vs Isolation
Generativity
vs Stagnation
Ego
Integrity vs Despair
|
- Basic
Trust vs Basic Mistrust (Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan Dasar) Usia 0-1th
Pada tahap kepercayaan
dasar yang paling awal ini terbentuk selama tahap sensorik-oral dan di
tunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya tidur dengan tenang dan makan dengan
nyaman. Kebutuhan akan rasa aman dan ketidakberdayaan
menyebabkan konflik yang dialami oleh anak dalam tahap ini adalah kepercayaan.
Bila rasa aman terpenuhi, maka akan berkembang pula kepercayaan nya pada
lingkungan. Dan sebaliknya bila terganggu dengan lingkungan, maka akan sulit untuk
mengembangkan kepercayaan. Pada tahap ini ibu memegang peranan penting.
- Autonomy
vs Shame & Doubt (Otonomi Vs Perasaan Malu dan Keragu-raguan) Usia
2-3th
Pada tahap kedua ini terjadi tahap muscular-anal
dalam skema psikososial. Pada masa ini
organ dan fungsi tubuh sudah mulai masak dan terkoordinasi, anak dapat
melakukan gerakan secara lebih bervariasi. Dan karena itu konflik yang dihadapi
pada masa ini lebih kepada pengakuan, pujian untuk mengembangkan percaya diri.
Kedua orang tua memegang peranan penting pada masa ini.
- Initiative vs Guilt
(Inisiatif Vs Rasa Bersalah) Usia 3-6th
Pada tahap ini anak sudah mulai berinisiatif atau memiliki perasaan bebas untuk
melakukan sesuatu. Tapi bila dia mengembangkan keraguan sebelumnya, maka yang
akan berkembang malah rasa bersalahnya.
- Industry vs
Inferiority (Kerajinan Vs Inferioritas) Usia 6-11th
Pada
tahap ini anak mulai dapat berfikir
logis dan sudah mulai bersekolah. Konflik yang dihadapi pada masa ini adalah
perasaan sebagai seorang yang mampu atau perasaan rendah diri. Bila ia
mengembangkan kemampuannya maka akan berkembang pula gairah untuk lebih
produktif.
- Identity
vs Role Confusion (Identitas Vs Kekacauan Identitas) Mulai Usia 12th
Pada tahap ini anak lebih dihadapkan pada tutuntan untuk
lebih mengenal dirinya dimana dia sudah mulai harus memikirkan masa depannya.
Konflik yang dihadapi adalah perasaan menemukan jati dirinya atau malah
kekaburan diri.
- Intimacy
vs Isolation (Keintiman Vs Isolasi) Mulai Usia Dewasa Awal
Pada
tahap ini individu sudah mulai
mencari pasangan hidup. Konflik yang dihadapi pada masa ini tentunya
adalah kesiapan untuk berhubungn dengan orang lain. Seseorang yang telah
melewati tahap ini akan mendapatkan perasaan kemesraan dan keintiman.
- Generativity
vs Self-absorbtion (Generativitas Vs Stagnasi) Usia Dewasa
Pada tahap ini konflik atau krisis yang dihadapi
adalah dimana muncul perasaan tuntutan untuk membantu orang lain diluar
keluarganya, seperti masyarakat umum. Pada tahap ini pengalaman yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk berbuat sesuatu di masyarakat.
- Ego
Integrity vs Despair (Integritas Vs Keputusasaan) Usia Dewasa Akhir
Pada masa ini seseorang akan mulai menengok masa
lalu. Prestasi dan segala sesuatu yang didapat dimasa lalu akan menghasilkan
kepuasan. Dan apabila apa yang diraih pada masa lalu tidak sesuai dengan yang
diharapkan, maka akan menimbulkan rasa kecewa.
- Teori
Perkembangan Kepribadian Menurut Gordon W. Allport
Teori Gordon W. Allport menyatakan bahwa kepribadian manusia akan berubah-ubah mengikuti fase perkembangan yang sedang dilaluinya. Secara
umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori
Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk
yang baik dan penuh harapan. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya
merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari
teori Allport. Kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam teori Allport juga memandang bahwa
kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat
dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat
bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Kualitas
Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.
Ekstensi sense of self
·
Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·
Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
·
Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3.
Penerimaan diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku
lain yang merusak.
5.
Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan
diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6.
Filsafat Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan
dan arti. Contohnya lewat agama.
Allport
melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya
memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek, tidak memiliki kepribadian
tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan
dan pematangannya. Dalam Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa
tahap sebagai berikut:
1)
0-3 tahun :
Pembanguanan
keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak),
perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang.
Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai
periode terakhir dimana anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan
mengontrol dunianya.
2)
4-6 tahun:
Perluasan
diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan
orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan
lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan
lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri terkait dengan
penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan
diri yang akan berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak.
3)
6-12 tahun:
Kesadaran
diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan
dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
4)
Remaja
Propriate
striving, pembanguanan tujuan dan rencana ke depan:
intensi-intensi, long-range purposes, distant goals. Persoalan
utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau dewasa?”
5)
Kedewasaan
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut
prinsip otonomi fungsional.
Fase
perkembangan Kepribadian menurut Allport adalah :
1.
Masa Anak – Anak
Masa
ini dimulai dari masa neonatus yang menjadi awal perkembangan dari kepribadian
anak. Pada masa perkembangan ini anak mulai bisa melakukan gerakan refleks yang
belum bisa dibedakan. Ekspresi emosi anak pada masa ini cenderung monoton dan
akan mengalami perkembangan sesuai dengan masa yang dilewatinya.
2.
Masa Transformasi Anak – Anak
Pada
masa ini, perkembangan kepribadian seseoarang akan terlihat dari :
- diferensiasi
- integrasi
- pematangan
- belajar
- kesadaran (sugesti) dan harga diri
- inferioritas ataupun kompensansi
- mekanisme psikoanalitis
- otonomi fungsional
- reorintasi mendadak trauma
- objektivitas
- insting
- humor
- pandangan hidup
3.
Masa Dewasa
Merupakan
masa terpenting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Masa – masa ini
sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku yang
ditujukannya.
Menurut
Allport, seseorang dikatakan dewasa, jika :
- mulai bisa memproyeksikan
kebutuhannya tidak hanya untuk masa sekarang tapi untuk masa yang akan
datang (extension self)
- mulai mengenal apa yang
diinginkannya dan yang menjadi kebutuhannya serta mengerti akan hal – hal
yang bisa memberikan kesenangan pada dirinya (insight &
humor)
- mengerti arti dan tujuan hidup yang
dijalaninya, mulai memiliki pandangan hidup atau filsafat hidup yang terus
dipertahankan.
Pada
masa perkembangan kepribadian, unsur religius menjadi unsur yang sangat penting
untuk membentuk kepribadian seseorang.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulannya,
seseorang dapat dikatakan sehat itu bukan hanya dilihat dari segi fisik atau
jasmaniah saja. Konsep kesehatan bukan hanya dilihat dari apa yang tampak dari
luar tetapi juga harus melihat kedalam diri seseorang tersebut. Kesehatan
jasmani jika tidak didukung oleh kesehatan pada dimensi lain dapat membuat
seseorang dikatakan tidak sehat dan tidak optimal. Begitu pula dengan
pentingnya perkembangan kepribadian pada diri
seseorang yang dapat mempengaruhi banyak aspek dalam hidupnya salah
satunya dari aspek psikologis seseorang. Sehingga banyak masyarakat yang harus
lebih memperhatikan kesehatan dirinya baik secara jasmani, emosi, intelektual,
sosial maupun spiritual dan juga perkembangan kepribadian dalam diri mereka.
Dan kesadaran akan konsep kesehatan yang baik dan benar harus lebih
disosialisasikan kepada masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://tutorial-blogs.blogspot.com/2011/04/inilah-7-dimensi-psikologis-manusia.html
http://psiko-for-us.web.id/kesmen/tujuan-mempelajari-kesehatan-mental/
http://susiati021-susiati.blogspot.com/2011/07/teori-kepribadian.htmlhttp://psiko-for-us.web.id/kesmen/tujuan-mempelajari-kesehatan-mental/
No comments:
Post a Comment