Pages

Wednesday 3 April 2013

TUGAS 1 KESEHATAN MENTAL


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pada zaman seperti sekarang ini, dimana setiap orang dituntut untuk selalu aktif dan juga produktif. Tidak ada tempat bagi orang yang malas ataupun tidak mau berusaha. Adanya globalisasi dan modernisasi menuntut kita untuk terus berkembang mengikuti zaman. Kita sering disibukkan dengan banyak hal, seperti mahasiswa contohnya yang harus berangkat kuliah, belajar, mengerjakan banyak tugas, mengikuti kegiatan organisasi, dsb yang membuat mereka hampir tak memiliki waktu untuk memperhatikan dirinya sendiri terutama dari segi kesehatan. Kesehatan yang dimaksud bukan hanya secara jasmaniah tapi juga secara emosi, spiritual, intelektual dan juga sosial. Dan juga kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perkembangan kepribadian. Itulah yang melatarbelakangi dibuatnya paper ini selain untuk memenuhi Tugas 1 Kesehatan Mental tetapi juga untuk menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan mental.
  1. Rumusan Masalah
1.                  Konsep kesehatan berdasarkan dimensi emosi, intelektual, sosial, fisik dan spiritual
2.                  Teori perkembangan kepribadian yang terkenal dari Erikson, Freud dan Allport
  1. Tujuan
1.                  Mengetahui dan memahami konsep kesehatan berdasarkan dimensi-dimensinya
2.                  Mengetahui dan memahami teori-teori mengenai perkembangan kepribadian



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Konsep Sehat
Konsep sehat pada masyarakat awam lebih merujuk kepada keadaan fisik jasmaniah seseorang yaitu sehat atau sakit. Akan tetapi sesungguhnya konsep sehat tidak hanya  dari segi fisik saja, tedapat dimensi-dimensi lain seperti emosi, intelektual, sosial dan spiritual. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet, 1994). Sehat sendiri dapat dikatakan sebagai suatu kondisi normal, nyaman dan bahagia baik secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ), spritual (SQ) dan sosial. Serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu. Sedangkan sakit itu sendiri diartikan sebagai keadaan fisik tubuh yang terganggu yang menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tidak mengenakan.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sedangkan menurut White (1977), Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. WHO pun mengembangkan defenisi tentang sehat. Konsep sehat menurut WHO tahun 1974, menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Konsep-konsep kesehatan dikembangkan berdasarkan :
  1. Dimensi Emosional
Menurut Goleman, emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih  dan senang. Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan.

  1. Dimensi Intelektual
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan baru. Bagaimana seseorang berfikir, wawasannya, pemahamannya, alasannya, logika dan pertimbangnnya. Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
  1. Dimensi Fisik
Menurut dimensi fisik, seseorang dikatakan sehat secara fisiologis (fisik) bila terlihat normal,  tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
  1. Dimensi Sosial
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya mampu untuk bekerja sama. Tingkah laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga, pernihakan, dan sesama lainnya, penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku.
  1. Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka. Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berpikir rasional. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana  ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa.
A.                Perkembangan Kepribadian
  1.  Teori Perkembangan Kepribadian Menurut Sigmund Freud
Freud dipandang sebagai teoritisi psikologis pertama yang memfokuskan perhatiannya kepada perkembangan kepribadian. Freud mengartikan perkembangan kepribadian sebagai cara seseorang belajar tentang cara-cara baru untuk mereduksi ketegangan dan memperoleh kepuasan. Sumber dari ketegangan yaitu: perubahan fisik, frustasi, konflik, dan ancaman.
Freud merupakan psikolog pertama yang menekankan aspek-aspek perkembangan kepribadian dan terutama menekankan peranan menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yakni : (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis (2) frustasi-frustasi (3) konflik-konflik (4) ancaman-ancaman.

Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
  1. Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan dari sinilah nanti Ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
  2. Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis, yaitu  dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
  3. Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Menurut Freud fase-fase perkembangan individu didorong oleh energi psikis yang disebut libidoLibido insting kehidupan yang bersifat seksual yang ada sejak manusia lahir. Ada 6 fase yang membagi perkembangan manusia menurut Freud:
  1. Fase oral (0-1 tahun) : Disini anak mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dengan berorientasi pada mulut. Kontak sosial lebih bersifat fisik seperti menyusui. Peran sosial biasanya dipegang oleh ibu. Pada fase ini bayi merasa dipuaskan dengan makan dan menyusui dan terjadi kelekatan dan hubungan yang emosional antara anak dan ibu.
  2. Fase anal (1–3 tahun) : Pada fase ini kenikmatan berpusat didaerah anus, seperti saat buang air besar. Inilah saat untuk mengajarkan disiplin pada anak. Pada fase ini balita merasa puas dapat melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil. Fase ini dikenal pula sebagai periode "toilet training". Pada fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan dengan perilaku balita yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan waktu dan tempat, sehingga seringkali orang tua menjadi keras ke anaknya dan membuat anak tersebut menjadi gagal melewati fase ini.
  3. Fase falik (3–5 tahun) : Pusat kepuasan pada fase ini adalah alat kelamin. Anak mulai tertarik pada perbedaan anatomis laki-laki dan perempuan, dan biasanya difigurkan oleh ayah dan ibu. Freud juga mengemukakan pada fase ini tentang masalah Oedipus dan Electra complex tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya dan juga ada teori tentang "penis envy" dan ini terjadi pada anak perempuan dimana anak perempuan ini akan dekat kepada bapaknya.
  4. Peride laten (5–12 tahun) : Merupakan masa tenang dimana anak mulai mengembangkan kemampuan motorik dan kognitifnya. Anak mulai mencoba menekan rasa takut dan cemas. Anak mulai mencari figur ideal saat ia dewasa, homoseksual alami mulai bisa terlihat pada masa ini. Fase ini adalah fase yang terpanjang, berlangsung pada saat umur 6 tahun sampai usia 12 tahun atau usia pubertas. Pada saat ini seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas sekolah, teman-teman dan hobinya. Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan lingkungannya.

  5. Fase genital ( > 12 tahun ) : Tahap kematangan pada alat reproduksi, pusat kepuasaan berada di daerah kelamin. Disini libido mulai diarahkan untuk hubungan heteroseksual. Dan mulai merasakan cinta kepada lawan jenis. Fase ini berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan umur 18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan belajar untuk bertanggung jawab akan dirinya.

  1. Teori Perkembangan Kepribadian Menurut Erik Erikson
Erikson mengatakan bahwa perkembangan itu memiliki prisip epigenetik. Teori Erikson ini mendasarkan teori pada libido. Maka dari itu teori ini sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Disini yang dikembangkan adalah konflik yang terjadi di dalam perkembangan seseorang. Konflik yang timbul ini akan menimbulkan krisisApabila krisis yang terjadi tidak dapat terselesaikan, maka akan mempengaruhi perkembangan individu. Menurut Erikson krisis disini bukanlah suatu yang buruk, tetapi merupakan titik tolak perkembangan psikososial Erikson yang dibagi menjadi delapan tahap:
Developmental Stage
Basic Components
Infancy (0-1 thn)
Early childhood (1-3 thn)
Preschool age (4-5 thn)
School age (6-11 thn)
Adolescence (12-10 thn)
Young adulthood ( 21-40 thn)
Adulthood (41-65 thn)
Senescence (+65 thn)
Trust vs Mistrust
Autonomy vs Shame, Doubt
Initiative vs Guilt
Industry vs Inferiority
Identity vs Identity Confusion
Intimacy vs Isolation
Generativity vs Stagnation
Ego Integrity vs Despair

  1. Basic Trust vs Basic Mistrust (Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan Dasar) Usia 0-1th
Pada tahap kepercayaan dasar yang paling awal ini terbentuk selama tahap sensorik-oral dan di tunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya tidur dengan tenang dan makan dengan nyaman. Kebutuhan akan rasa aman dan ketidakberdayaan menyebabkan konflik yang dialami oleh anak dalam tahap ini adalah kepercayaan. Bila rasa aman terpenuhi, maka akan berkembang pula kepercayaan nya pada lingkungan. Dan sebaliknya bila terganggu dengan lingkungan, maka akan sulit untuk mengembangkan kepercayaan. Pada tahap ini ibu memegang peranan penting.

  1. Autonomy vs Shame & Doubt (Otonomi Vs Perasaan Malu  dan Keragu-raguan) Usia 2-3th
Pada tahap kedua ini terjadi tahap muscular-anal dalam skema psikososial. Pada masa ini organ dan fungsi tubuh sudah mulai masak dan terkoordinasi, anak dapat melakukan gerakan secara lebih bervariasi. Dan karena itu konflik yang dihadapi pada masa ini lebih kepada pengakuan, pujian untuk mengembangkan percaya diri. Kedua orang tua memegang peranan penting pada masa ini.
  1. Initiative vs Guilt (Inisiatif  Vs Rasa Bersalah) Usia 3-6th
Pada tahap ini anak sudah mulai berinisiatif atau memiliki perasaan bebas untuk melakukan sesuatu. Tapi bila dia mengembangkan keraguan sebelumnya, maka yang akan berkembang malah rasa bersalahnya.
  1. Industry vs Inferiority (Kerajinan Vs Inferioritas) Usia 6-11th
Pada tahap ini anak mulai dapat berfikir logis dan sudah mulai bersekolah. Konflik yang dihadapi pada masa ini adalah perasaan sebagai seorang yang mampu atau perasaan rendah diri. Bila  ia mengembangkan kemampuannya maka akan berkembang pula gairah untuk lebih produktif.
  1. Identity vs Role Confusion (Identitas Vs Kekacauan Identitas) Mulai Usia 12th
Pada tahap ini anak lebih dihadapkan pada tutuntan untuk lebih mengenal dirinya dimana dia sudah mulai harus memikirkan masa depannya. Konflik yang dihadapi adalah perasaan menemukan jati dirinya atau malah kekaburan diri.

  1. Intimacy vs Isolation (Keintiman Vs Isolasi) Mulai Usia Dewasa Awal
Pada tahap ini individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Konflik yang dihadapi pada masa ini tentunya  adalah kesiapan untuk berhubungn dengan orang lain. Seseorang yang telah melewati tahap ini akan mendapatkan perasaan kemesraan dan keintiman.
  1. Generativity vs Self-absorbtion (Generativitas Vs Stagnasi) Usia Dewasa
Pada tahap ini konflik atau krisis yang dihadapi adalah dimana muncul perasaan tuntutan untuk membantu orang lain diluar keluarganya, seperti masyarakat umum. Pada tahap ini pengalaman yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berbuat sesuatu di masyarakat.
  1. Ego Integrity vs  Despair (Integritas Vs Keputusasaan) Usia Dewasa Akhir
Pada masa ini seseorang akan mulai menengok masa lalu. Prestasi dan segala sesuatu yang didapat dimasa lalu akan menghasilkan kepuasan. Dan apabila apa yang diraih pada masa lalu tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan menimbulkan rasa kecewa.

  1. Teori Perkembangan Kepribadian Menurut Gordon W. Allport
Teori Gordon W. Allport menyatakan bahwa kepribadian manusia akan berubah-ubah mengikuti fase perkembangan yang sedang dilaluinya. Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport. Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.

Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.

Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek, tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1) 0-3 tahun :
Pembanguanan keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimana anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.
2) 4-6 tahun:
Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak.
3) 6-12 tahun:
Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
4) Remaja
Propriate striving, pembanguanan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes, distant goals. Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau dewasa?”
5) Kedewasaan
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.

Fase perkembangan Kepribadian menurut Allport adalah :
1. Masa Anak – Anak
Masa ini dimulai dari masa neonatus yang menjadi awal perkembangan dari kepribadian anak. Pada masa perkembangan ini anak mulai bisa melakukan gerakan refleks yang belum bisa dibedakan. Ekspresi emosi anak pada masa ini cenderung monoton dan akan mengalami perkembangan sesuai dengan masa yang dilewatinya.
2. Masa Transformasi Anak – Anak
Pada masa ini, perkembangan kepribadian seseoarang akan terlihat dari :
  • diferensiasi
  • integrasi
  • pematangan
  • belajar
  • kesadaran (sugesti) dan harga diri
  • inferioritas ataupun kompensansi
  • mekanisme psikoanalitis
  • otonomi fungsional
  • reorintasi mendadak trauma
  • objektivitas
  • insting
  • humor
  • pandangan hidup
3. Masa Dewasa
Merupakan masa terpenting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Masa – masa ini sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku yang ditujukannya.
Menurut Allport, seseorang dikatakan dewasa, jika :
  • mulai bisa memproyeksikan kebutuhannya tidak hanya untuk masa sekarang tapi untuk masa yang akan datang (extension self)
  • mulai mengenal apa yang diinginkannya dan yang menjadi kebutuhannya serta mengerti akan hal – hal yang bisa memberikan kesenangan pada dirinya (insight & humor)
  • mengerti arti dan tujuan hidup yang dijalaninya, mulai memiliki pandangan hidup atau filsafat hidup yang terus dipertahankan.
Pada masa perkembangan kepribadian, unsur religius menjadi unsur yang sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulannya, seseorang dapat dikatakan sehat itu bukan hanya dilihat dari segi fisik atau jasmaniah saja. Konsep kesehatan bukan hanya dilihat dari apa yang tampak dari luar tetapi juga harus melihat kedalam diri seseorang tersebut. Kesehatan jasmani jika tidak didukung oleh kesehatan pada dimensi lain dapat membuat seseorang dikatakan tidak sehat dan tidak optimal. Begitu pula dengan pentingnya perkembangan kepribadian pada diri  seseorang yang dapat mempengaruhi banyak aspek dalam hidupnya salah satunya dari aspek psikologis seseorang. Sehingga banyak masyarakat yang harus lebih memperhatikan kesehatan dirinya baik secara jasmani, emosi, intelektual, sosial maupun spiritual dan juga perkembangan kepribadian dalam diri mereka. Dan kesadaran akan konsep kesehatan yang baik dan benar harus lebih disosialisasikan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://tutorial-blogs.blogspot.com/2011/04/inilah-7-dimensi-psikologis-manusia.html
http://psiko-for-us.web.id/kesmen/tujuan-mempelajari-kesehatan-mental/
http://susiati021-susiati.blogspot.com/2011/07/teori-kepribadian.html